Langsung ke konten utama

Postingan

7 Langkah dalam Pembelajaran

7 Langkah dalam Pembelajaran / Siklus Memori 1.     Reach atau Menjangkau      Siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kita harus dapat menjangkau mereka dan mereka harus dapat menggapai manfaat dalam proses belajar mereka. Jadi, kelas tidak hanya berpusat pada guru tapi juga pada siswa. Pembelajaran melalui penemuan, penyelesaian masalah, pengerjaan proyek, dan penyelidikan adalah cara-cara yang selama ini dipakai di sekolah-sekolah. Agar informasi dapat tersimpan di otak, informasi tersebut perlu diterima melalui memori sensorik. Dengan demikian, hal tersebut akan mengarahkan kita pada perhatian, motivasi, gaya belajar, emosi, dan makna. 2.     Reflect atau Merefleksikan      Reflect atau Merefleksi bisa diartikan sebagai “membawa kembali”. Kita ingin siswa kita membawa kembali informasi yang dibutuhkan untuk membangun pemahaman. Memberikan siswa waktu untuk “menyerap pelajaran perlahan-lahan”, dapat membantu dalam membuat koneksi dari materi baru ke ma
Postingan terbaru

SUMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA DUNIA

SUMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA DUNIA DALAM PERKEMBANGAN ILMU ASTRONOMI Ilmu astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan planet-planet lain. Ilmu ini sangat berkembang di dunia Islam, karena berhubungan dengan masalah ubudiyah, antara lain penentuan waktu shalat, bulan-bulan qamariyah, dan lain-lain. Kajian ilmiah tentang perbintangan (ilmu falak) dalam Islam mulai berkembang seiring dengan masuknya pengaruh buku-buku yang dikarang orang-orang Suryan, Persi, India, Yunani dan Kalanda. Pada masa kekhalifahan Al-Makmun tepatnya tahun 815 M, didirikan sebuah lembaga ilmiah bernama “Bait al-Hikmah” sebagai institusi akademik, perpustakaan, biro penerjemahan dan observasi. Buku pertama yang diterjemahkan para ilmuwan Muslim adalah Mafatih An-Nujum karya Hermes. Selain itu, buku Al Maqest karya Ptolemaeus juga merupakan buku yang penting untuk diterjemahkan dan dibahas para ilmuwan Muslim pada waktu itu. Pada awal

Building a More Resilient Haitian State (Ringkasan Membangun Negara Haiti yang Lebih Tangguh)

Building a More Resilient Haitian State (Ringkasan Membangun Negara Haiti yang Lebih Tangguh) Pemerintah Haiti menyatakan bahwa sebelum terjadi gempa bumi sistem pendidikan telah menunjukkan kelemahan yang berakibat ketidaklayakan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial-ekonomi. Kualitas rendah, kurangnya akses, dan sedikit pengawasan menjadi tanda dari sektor pendidikan di Haiti. Menurut basis data Indikator Pembangunan Dunia, rata-rata orang dewasa bersekolah selama 2,8 tahun. Meskipun banyak anak-anak bersekolah dalam periode episodik, mayoritas tidak mendapatkan pendidikan dasar yang lengkap. Kondisi pendidikan dasar dan menengah di Haiti tetaplah yang terburuk dari semua negara di Amerika. Berbeda dengan negara pada umumnya, pendidikan di Haiti didominasi oleh lembaga swasta. Meskipun hanya sekitar 10% sekolah dasar dan sepertiga sekolah menengah yang dilisensikan, namun sektor swasta telah menyumbang sebagian besar total pendaftaran sekolah sebelum gempa b