Langsung ke konten utama

7 Langkah dalam Pembelajaran

7 Langkah dalam Pembelajaran/Siklus Memori


1.    Reach atau Menjangkau
     Siswa harus terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Kita harus dapat menjangkau mereka dan mereka harus dapat menggapai manfaat dalam proses belajar mereka. Jadi, kelas tidak hanya berpusat pada guru tapi juga pada siswa. Pembelajaran melalui penemuan, penyelesaian masalah, pengerjaan proyek, dan penyelidikan adalah cara-cara yang selama ini dipakai di sekolah-sekolah. Agar informasi dapat tersimpan di otak, informasi tersebut perlu diterima melalui memori sensorik. Dengan demikian, hal tersebut akan mengarahkan kita pada perhatian, motivasi, gaya belajar, emosi, dan makna.

2.    Reflect atau Merefleksikan
     Reflect atau Merefleksi bisa diartikan sebagai “membawa kembali”. Kita ingin siswa kita membawa kembali informasi yang dibutuhkan untuk membangun pemahaman. Memberikan siswa waktu untuk “menyerap pelajaran perlahan-lahan”, dapat membantu dalam membuat koneksi dari materi baru ke materi sebelumnya. Proses kerja memori ini dapat mengarah pada cara berpikir yang lebih tinggi.

3.    Recode atau Mengkodekan Ulang
     Mengkode adalah cara mengatur informasi di otak pada banyak tingkatan. Setelah siswa memperoleh informasi, siswa diharuskan untuk mengolah materi tersebut dengan cara mereka sendiri. Materi yang diolah sendiri dengan cara demikian akan lebih mudah diingat kembali. Penggunaan memori kerja dan akses pengetahuan yang utama melalui ingatan jangka panjang dapat membuat siswa menyimpan informasi dengan kata-kata, gambar-gambar, suara, atau gerakan mereka sendiri. Materi yang sudah tersimpan menjadi ingatan akan memicu pemahaman konseptual.

4.    Reinforce atau Menguatkan
     Dari proses pengkodean ulang, guru dapat mengetahui apakah persepsi siswa sesuai dengan harapan guru atau tidak. Melalui rangkaian umpan balik, konsep dan proses, semua akan disempurnakan. Umpan balik yang memotivasi, informatif, atau bersifat mengembangkan akan menjadi pendorong yang kuat. Tahap ini memberikan guru kesempatan untuk menangkap persepsi yang keliru dari siswa sebelum menjadi memori jangka panjang yang sulit diubah.

5.    Rehearse atau Berlatih
     Baik latihan menghafal maupun elaborasi, keduanya berpengaruh dalam membangun informasi menjadi memori yang bersifat jangka panjang dan menetap. Berlatih dengan cara berbeda melibatkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, termasuk dalam menerapkan, menganalisis, dan menciptakan. Strategi latihan dan penempatan akan membantu guru dan siswa dalam menemukan teknik latihan yang optimal.

6.    Review atau Menguji Kembali
     Proses latihan membuat informasi menjadi memori jangka panjang, sementara menguji kembali memberikan kesempatan untuk mendapatkan kembali informasi tersebut dan memanipulasinya dalam sistem kerja memori. Hasil manipulasi itu dapat menjadi memori jangka panjang. Saat kita menyiapkan siswa untuk mengikuti rangakain tes dengan tingkat kesulitan tinggi, kita harus memberikan instruksi yang jelas, melakukan pengujian ulang, dan memberikan penilaian untuk mempersiapkan siswa mencapai prestasi yang maksimal. Proses review juga harus termasuk tes ketrampilan

7.    Retrieve atau Pemanggilan Kembali
     Jenis penilaian dapat mempengaruhi kemampuan siswa dalam memanggil kembali informasi yang tersimpan. Mengambil kembali simpanan memori berhubungan dengan petunjuk yang spesifik. Proses perolehan ingatan juga dapat dipicu oleh teknis pengenalan seperti memanggil kembali. Stres juga perlu menjadi perhatian, karena stres dapat menghambat seseorang dalam mengakses memorinya.

Sumber:  
library.uny.ac.id 
Sprenger, Marilee. 2011. Cara Mengajar agar Siswa Tetap Ingat. Jakarta: Erlangga

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Building a More Resilient Haitian State (Ringkasan Membangun Negara Haiti yang Lebih Tangguh)

Building a More Resilient Haitian State (Ringkasan Membangun Negara Haiti yang Lebih Tangguh) Pemerintah Haiti menyatakan bahwa sebelum terjadi gempa bumi sistem pendidikan telah menunjukkan kelemahan yang berakibat ketidaklayakan untuk berkontribusi pada pembangunan sosial-ekonomi. Kualitas rendah, kurangnya akses, dan sedikit pengawasan menjadi tanda dari sektor pendidikan di Haiti. Menurut basis data Indikator Pembangunan Dunia, rata-rata orang dewasa bersekolah selama 2,8 tahun. Meskipun banyak anak-anak bersekolah dalam periode episodik, mayoritas tidak mendapatkan pendidikan dasar yang lengkap. Kondisi pendidikan dasar dan menengah di Haiti tetaplah yang terburuk dari semua negara di Amerika. Berbeda dengan negara pada umumnya, pendidikan di Haiti didominasi oleh lembaga swasta. Meskipun hanya sekitar 10% sekolah dasar dan sepertiga sekolah menengah yang dilisensikan, namun sektor swasta telah menyumbang sebagian besar total pendaftaran sekolah sebelum gempa b

SUMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA DUNIA

SUMBANGAN PERADABAN ISLAM PADA DUNIA DALAM PERKEMBANGAN ILMU ASTRONOMI Ilmu astronomi adalah ilmu yang mempelajari tentang benda-benda langit seperti matahari, bulan, dan planet-planet lain. Ilmu ini sangat berkembang di dunia Islam, karena berhubungan dengan masalah ubudiyah, antara lain penentuan waktu shalat, bulan-bulan qamariyah, dan lain-lain. Kajian ilmiah tentang perbintangan (ilmu falak) dalam Islam mulai berkembang seiring dengan masuknya pengaruh buku-buku yang dikarang orang-orang Suryan, Persi, India, Yunani dan Kalanda. Pada masa kekhalifahan Al-Makmun tepatnya tahun 815 M, didirikan sebuah lembaga ilmiah bernama “Bait al-Hikmah” sebagai institusi akademik, perpustakaan, biro penerjemahan dan observasi. Buku pertama yang diterjemahkan para ilmuwan Muslim adalah Mafatih An-Nujum karya Hermes. Selain itu, buku Al Maqest karya Ptolemaeus juga merupakan buku yang penting untuk diterjemahkan dan dibahas para ilmuwan Muslim pada waktu itu. Pada awal